Laman

Rabu, 29 Desember 2010

Aplikasi Wideband CDMA pada Jaringan GSM

Teknologi akses UMTS (Universal Mobile Telecommunications System) yang digunakan saat ini masih dalam perencanaan. Salah satu teknologi akses yang diproposalkan adalah sistem Wideband CDMA (W-CDMA) yang saat ini masih dalam pengetesan yang dilakukan oleh CODIT (Code Division Testbed) yang beranggotakan manufaktur–manufaktur di bidang telekomunikasi yang dipimpin oleh Ericsson. Salah satu sistem mobile yang paling banyak digunakan saat ini adalah GSM (Global System For Mobile Communication) yang berbasis TDMA dan langkah awal penerapan sistem UMTS pada jaringan eksis GSM adalah dengan digunakannya teknik dual mode pada struktur Abis interface BSS (Base Stasion Subsystem) dari jaringan GSM.

 Sistem Wideband CDMA
Sistem W-CDMA adalah teknologi multiple akses dengan menggunakan modulasi DS – SS yang dapat menyediakan fasilitas pengaksesan user ke jaringan PSTN (Public Switched Telephone Network) dan dapat mengirimkan servis – servis transport voice, data, facsmile dan servis multimedia. Teknologi ini berbeda dengan teknik akses radio konvensional yang menggunakan teknik pembagian bandwidth frekuensi yang
tersedia ke kanal narrow atau ke dalam time slot. Teknologi W-CDMA dalam mengakses data dilakukan secara terus menerus selebar bandwidth tertentu (5 - 15 MHz). Untuk membedakan masing–masing servis seperti telepon, facsmile, data atau multimedia maka digunakan kode– kode tertentu yang saling berkorelasi untuk masing – masing servis dan dipenerima akan digunakan kode–kode yang sama yang saling berkorelasi. Karena sistem W-CDMA ini merupakan pentransmisian pita lebar maka memiliki beberapa keuntungan yaitu :
Tahan terhadap interferensi
• Memiliki kondisi multipath propagasi
• Mempunyai efisiensi tinggi dan kapasitas tinggi bila diterapkan dalam
konfigurasi multiselMempunyai kemampuan untuk melayani servis dengan laju data tinggi, servis ISDN, multimedia dan bandwidth on demand.
• Mampu melayani servis dengan laju data yang tinggi sampai 384 Kbps untuk area
luas dan 2 Mbps untuk area indoor.
• W-CDMA dapat melayani servis – servis yang berbeda pada frekuensi carrier
yang sama sehingga dapat dimanfaatkan untuk komunikasi multimedia.
• Optimal bila digunakan pada transfer paket data
• Tidak memerlukan sinkronisasi antar BTS dan memiliki biaya infrastruktur yang
rendah.

dan lain-lain

 Sistem W-CDMA dapat mereduksi fading karena sinyal W-CDMA ditebar dalam bandwidth yang lebar (5-15 MHz). Pada range frekuensi (1800 – 2000) MHz akan menghasilkan fluktuasi sinyal fading selebar 1– 2 MHz.Bandwidth fading ini disebut sebagai coherence bandwidth. Sehingga dalam sistem CDMA harus ada cadangan fading yang harus dilebihi. Dalam sinyal W-CDMA ini terdapat sebagian sinyal yang terdegradasi akibat mutipath fading sehingga diperlukan teknik pemrosesan sinyal untuk mengantisipasi degradasi sinyal. Aplikasi dari komunikasi spread spectrum adalah pada komunikasi militer dimana teknik ini tahan terhadap jamming dan tipis kemungkinan untuk dimasuki noise. Selain itu teknologi W-CDMA saat ini sudah diaplikasikan secara komersial pada sistem tertentu karena kelebihannya yang menahan frekuensi dari sistem
lain dan dapat mereduksi interferensi dari sistem lain yang menggunakan frekuensi yang sama.

Sistem W-CDMA mampu mengirimkan servis – servis dengan laju data yang tinggi seperti high speed data atau fax, multimedia dan bandwidth on demand. Adapun kapasitas maksimum dari base stasion W-CDMA adalah:
Cmax =jumlah maksimum panggilan
RC = chip rate
Rb = bit rate service
Eb/No = SNR total per bit
b = faktor interferensi inter sel (antar sel)


Aplikasi Wideband CDMA Pada Jaringan GSM
Pada aplikasi penerapan sistem akses WideBand CDMA (W-CDMA) pada Abis interface jaringan eksis GSM (antara BSC dengan BTS). Penambahan sistem W-CDMA pada jaringan GSM akan menambah perangkat transceiver W-CDMA pada struktur Abis interface jaringan GSM yang dapat dimanfaatkan untuk layanan data kecepatan tinggi. Asumsi – asumsi yang digunakan :
• Dual mode terjadi pada BSS (Base Stasion Sub Sistem) dan pada MS tidak terjadi
dual mode
• MSC telah mampu melayani 2 sistem (TDMA/W-CDMA)
BSS terdiri dari BSC yang mengontrol satu atau lebih BTS yang berisi beberapa
TRX (Transmitter Receiver). Abis interface mempunyai kemampuan mendukung 3
konfigurasi BTS internal yang berbeda yaitu :
• Satu TRX.
• Beberapa TRX yang semuanya dilayani oleh satu kanal fisik secara bersama.
• Beberapa TRX yang masing – masing mempunyai kanal fisik.

Sedangkan BCF (Base Control Function) berfungsi mengatur fungsi common control antara transmitter dan receiver serta kanal fisik pada BTS. Penerapan dual mode WCDMA pada Abis interface dilakukan dengan menambah perangkat TRX W-CDMA pada BSS yang proses transmisinya diatur oleh BSC. Struktur kanal dual mode GSM/WCDMA secara garis besar terdiri atas kanal kontrol, kanal data TDMA, kanal data WCDMA. Kanal kontrol terdiri atas kanal kontrol sistem TDMA dan kanal kontrol sistem W-CDMA. Penerapan teknik dual mode W-CDMA pada jaringan GSM dilakukan dengan menambahkan addresing bit pada W-CDMA sebagai tanda frame W-CDMA, sehingga pada penerima MS atau BTS dapat mengidentifikasi frame–frame W-CDMA. Adanya field address akan diidentifikasi sebagai frame W-CDMA atau frame TDMA oleh BSC pada kanal uplink untuk pengolahan data serta mengirim ke MSC untuk keperluan routing, roaming dan lain-lain. Pada sistem TDMA (GSM) adanya field address akan mengubah algoritma pemrosesan data pada radio link. Dengan adanya penambahan addressing ini maka terjadi perubahan proses channel coding pada sistem GSM. Penambahan bit addressing adalah 3 bit sehingga output dari channel coding mempunyai bit rate (456+3)bit/20 ms = 22,95 kbps. Pada sistem W-CDMA terdapat field address sehingga akan mengubah algoritma channel coding dengan menambahkan field address setelah interleaving.

daftar pustaka :
terjemahan : 
[1] Andrew J Viterbi, CDMA principles of spread spectrum communications, Addison
wesley Wireless Communications series 1996
[2] Atsushi Fukasawa, Wideband CDMA System for Personal Communications, IEEE
communications magazines, october 1996
[3] Ermanno Berruto, Architectural Aspect for The Evolution of Mobile
Communications Toward UMTS, IEEE journal on Selected Area Communications Vol
15 no 8, October 1997
 

 

Sistem Penyaluran Gelombang optik

Sistem penyaluran gelombang optik diharapkan mempunyai prospek yang baik bagi perhubungan jarak jauh berkapasitas tinggi dan perhubungan jarak pendek dengan ban frekwensi yang lebar bagi masa-masa yang akan datang karena kemampuannya menyalurkan ban frekwensi yang sangat lebar. Tetapi bagaimanapun, teknologi penyaluran gelombang optik bagi system ini masih dalam proses perkembangannya dan lintasan yang cukup teliti untuk memperoleh system optic bagi masa mendatang masih belum diciptakan.
Perkembangan dalam mempelajari penyaluran gelombang optic saat ini terutama terbatas pada materi, komponen dan pesawatnya. Masih perlu dipelajari lebih lanjut bagi penggunaan sistem ini secara praktis.

A. Sistem Penyaluran Gelombang optik

(1) Sistem Propagasi Ruang Babas : Sistem propagasi ruang secara optik mempunyai keuntungan dari sifat keserdehanaannya dan pengunaan sistem ini dengan kapasitas kecil pada saat ini sudah mungkin untuk dilaksanakan.
 (2) Sistem Penyaluran Melalui Kabel : Ada suatu media bagi penyaluran gelombang oprik seperti kabel optik yang mempunyai sifat flexibel seperti kabel biasa. Dengan metoda ini maka penyaluranya tidak lagi terpengaruh oleh keadaan cuaca dll, yang selalu mempunyai pengaruh terhadap propagasi ruang.
Pada saat ini ada 2 tipe fiber optik bagi pembuatan kabel optik yang mengkin dipergunakan bagi masa mendatang. Jenis ini adalah : tipe focussing dan tipe clad. Pada tipe focussing indek bias menuju pusat dari gelas fiber terbagi secara parabolik (parabolically distributed). Sedangkan untuk tipe clad bagian luar gelas fiber ditutup dengan gelas fiber lain yang mempunyai indek bias kecil, sehingga sinar tidak keluar dari gelas fiber disebabkan refleksi total pada permukaan yang mempunyai indek bias yang tidak merata.
Bagi keperluan kabel trunk media penyaluran multimode (misalnya gelas fiber tipe focussing) dianjurkan pemakaiannya, yang dengan mudah dapat dikoplingkan dengan diode luninous, yang sudah agak mudah dapat diperoleh bagi keperluan sumber oscilasi frekwensi optik. Sedangkan bagi penggunaan penyaluran toll (toll transmission) kabel dengan mode tunggal, tipe clad atau tipe focussing yang mempunyai karekteristik lebar ban yang sangat besar, dianjurkan pemakaiannya demi untuk memperoleh cara penyaluran bebas cacat, pulsa berkecepatan tinggi.

(3) Sistem penyaluran Optik dengan pancaran terpimpin (Optical beam guide transmission system).
Pancaran optik yang terpimpin (suatu sistem penyaluran optik, dimana lensa-lensa optik atau kaca-kaca cermin diatur pada kedudukan yang teratur bagi keperluan membimbing sinar) mempunyai keuntungan dengan rendahnya redaman penyaluran (mempunyai redaman kira-kira 0,5 dB/Km).

B.Komponen Bagi penyaluran Gelombang Optik

Banyak jenis sumber frekwensi cahaya yang telah dikembangkan saat ini antara lain Gas Laser, solid-state Laser, Semiconduktor Laser, lominous diode, dll.
Yang paling menarik diantara jenis-jenis ini adalah semiconduktor Laser, yang mempunyai ukuran kecil dan cukup tinggi efisiensinya (pada tingkat lebih rendah dari 10%), sehingga dapat memodulasi tenaga yang rendah. Kerugianya terletak pada umurnya yang pendek (kira-kira kurang dari 100 jam pada temperatur ruang). Penyelidikan untuk memperpanjang umurnya sampai pada batas yang cukup praktis untuk pemakaiannya telah dilakukan oleh berbagai negara di dunia, dan untuk umur lebih dari 10.000 jam telah digaransikan saat ini, sehingga hasil produksinya telah sersedia bagi pemakaiannya secara praktis. Perbaikan akan terus dilakukan pada masa-masa mendatang dan suatu hasil dengan umur kira-kira 100.000 jam akan dikembangkan. Teknologi bagi masing-masing unit seperti modulasi, deteksi, FDM, TDM dan unit lainnya bagi gelombang optik masih terbatas bagi pengunaan praktis.

Daftra pustaka :
1. shigeki, Suhana . buku pegangan : Teknik Telekomunikasi. Jakarta : Pradnya Paramita. 2004
2. Mr. Shufandi. blogsopot.com

sistem RFID

 SISTEM  RFID 

RFID merupakan sebuah teknologi compact wireless yang diunggulkan untuk mentransformasi dunia komersial. RFID adalah sebuah teknologi yang memanfaatkan frekuensi radio untuk identifikasi otomatis terhadap obyek-obyek atau manusia. Kenyataan bahwa manusia amat terampil dalam mengidentifikasi obyekobyek dalam kondisi lingkungan yang berbeda-beda menjadi motivasi dari teknologi ini. Sebagai contoh, seseorang yang mengantuk dapat dengan mudah mengambil secangkir kopi di atas meja sarapan yang berantakan di pagi hari. Sementara itu komputer sangatlah lemah dalam melakukan tugas-tugas demikian. RFID dapat dipandang sebagai suatu cara untuk pelabelan obyek-obyek secara eksplisit untuk memfasilitasi “persepsi” mereka dengan menggunakan peralatan-peralatan komputer.[3] Menurut[2], RFID adalah teknologi penangkapan data yang dapat digunakan secara elektronik untuk mengidentifikasi, melacak dan menyimpan informasi yang tersimpan dalam tag RFID.


Komponen-komponen Utama Sistem RFID
Secara garis besar sebuah sistem RFID terdiri atas tiga komponen utama, yaitu tag, reader dan basis data (Gambar 1). Secara ringkas, mekanisme kerja yang terjadi dalam sebuah sistem RFID adalah bahwa sebuah reader frekuensi radio melakukan scanning terhadap data yang tersimpan dalam tag, kemudian mengirimkan informasi tersebut ke sebuah basis data yang menyimpan data yang terkandung dalam tag tersebut.[2] Gambar 1 Komponen utama sistem RFID[2]. Sistem RFID merupakan suatu tipe sistem identifikasi otomatis yang bertujuan untuk memungkinkan data ditransmisikan oleh peralatan portable yang disebut tag, yang dibaca oleh suatu reader RFID dan diproses menurut kebutuhan dari aplikasi tertentu. Data yang ditrasmisikan oleh tag dapat menyediakan informasi identifikasi atau lokasi, atau hal-hal khusus tentang produk-produk bertag, seperti harga, warna, tanggal pembelian dan lain-lain. Penggunaan RFID dalam aplikasi-aplikasi pelacakan dan akses pertama kali muncul pada tahun 1980an. RFID segera mendapat perhatian karena kemampuannya untuk melacak obyek-obyek bergerak. Seiring semakin canggihnya teknologi, semakin meluas pula penggunaan tag RFID.


Sebuah tag RFID atau transponder, terdiri atas sebuah mikro (microchip) dan sebuah antena . Chip mikro itu sendiri dapat berukuran sekecil butiran pasir, seukuran 0.4 mm[3]. Chip tersebut menyimpan nomor seri yang unik atau informasi lainnya tergantung kepada tipe memorinya. Tipe memori itu sendiri dapat read-only, read-write, atau write-onceread-many. Antena yang terpasang pada chip mikro mengirimkan informasi dari chip ke reader. Biasanya rentang pembacaan diindikasikan dengan besarnya antena. Antena yang lebih besar mengindikasikan rentang pembacaan yang lebih jauh. Tag tersebut terpasang atau tertanam dalam obyek yang akan diidentifikasi. Tag dapat discan dengan reader bergerak maupun stasioner menggunakan gelombang radio.
Tag RFID sangat bervariasi dalam hal bentuk dan ukuran. Sebagian tag mudah ditandai, misalnya tag anti-pencurian yang terbuat dari plastik keras yang dipasang pada barang-barang di toko. Tag untuk tracking hewan yang ditanam di bawah kulit berukuran tidak lebih besar dari bagian lancip dari ujung pensil. Bahkan ada tag yang lebih kecil lagi yang telah dikembangkan untuk ditanam di dalam serat kertas uang.
Dalam keadaan yang sempurna, sebuah tag dapat dibaca dari jarak sekitar 10 hingga 20 kaki. Tag pasif dapat beroperasi pada frekuensi rendah (low frequency, LF), frekuensi tinggi (high frequency, HF), frekuensi ultra tinggi (ultrahigh frequency,UHF), atau gelombang mikro (microwave). Contoh aplikasi tag pasif adalah pada pas transit, pas masuk gedung, barang-barang konsumsi.

Frekuensi Radio sebagai Karakteristik Operasi Sistem RFID
Pemilihan frekuensi radio merupakan kunci kerakteristik operasi sistem RFID.Frekuensi sebagian besar ditentukan oleh kecepatan komunikasi dan jarak baca terhadap tag. Secara umum tingginya frekuensi mengindikasikan jauhnya jarak baca. Frekuensi yang lebih tinggi mengindikasikan jarak baca yang lebih jauh. Pemilihan tipe frekuensi juga dapat ditentukan oleh tipe aplikasinya. Aplikasi tertentu lebih cocok untuk salah satu tipe frekuensi dibandingkan dengan tipe lainnya karena gelombang radio memiliki perilaku yang berbeda-beda menurut frekuensinya. Sebagai contoh, gelombang LF memiliki kemampuan penetrasi terhadap dinding
tembok yang lebih baik dibandingkan dengan gelombang dengan frekuensi yang lebih tinggi, tetapi frekuensi yang lebih tinggi memiliki laju data (data rate) yang lebih cepat.

DAFTAR PUSTAKA
1 __________ (),Radio Frequency Identification (RFID) Systems, http://www.epic.org/privacy/rfid/, 27    desember 2010, 09.00 WIB
2 shigeki, irhana. Buku pegangan : Teknik Telekomunikasi. Jakarta : Pradnya paramita, 2004
3 Ari Juels (2005), RFID Security and Privacy: A Research Survey, http://www.rsasecurity.com/rsalabs/staff/    bios/ajuels/publications/pdfs/rfid_survey.

\

  



Selasa, 21 Desember 2010

SATELIT

Sistem perhubungan Satelit
Mengingat jumlah sentral-sentral internasional meningkat terus, maka diperlukan cara-cara perhubungan yg dapat menampung kapasitas besar seperti sistem penyaluran televisi dan telepon multiplex. Dengan metoda pengulangan internasional pada system microwave, maka penyaluran aluran berkapasitastinggi di mungkinkan dengan teknologi satelit buatan.



 Jenis-jenis Satelit
1. Sistem satelit tidak teratur (Random) yaitu dengan peluncuran sejumlah satelit pada berbagai ketinggian orbit dari ratusan km atau 10.000 Km. gerakan satelit ini akan diikuti oleh 2 stasiun bumi yg dapat melihatnya dengan cara saling perpindahan (swtiching) antara 2 buah yang dapat berputar pada tiap stasiun. mekanisme tracking sistem ini sulit. keuntungannya terletak pada mudahnya peluncuran dan medan yang diterima sangat kuat.
2. Phased Satelite System (Sistem Satelit Bertahap) yaitu sistem ini terdiri dari berbagai jenis orbit, seperti orbit katulistiwa, orbit dengan sudut inklinasi 300, orbit kutub dan sistem orbit campuran. Jenis ini dapat menjalin hubungan dengan meluncurkan beberapa satelit perhubungan pada jarak waktu (interval) yang sama pada orbit dan memindahkannya secara teratur bagi ke 2 stasiun bumi. Oleh karena itu sistem ini disebut juga “Sistem Satelit Terkendali”. Yang termasuk jenis ini adalah sistem satelit Stasioner. Dengan orbit yang relativ tinggi yang cukup praktis dan satelit meluncur dengan gerakan ke timur.
3. Sistem Satelit Stasioner yaitu apabila satelit diluncurkan pada ketinggian 35.860 km ke timur di atas khatulistiwa, mempunyai kedudukan yang statis terhadap bumi yang mempunyai T= 24 jam dan p=~. Oleh sebab itu perhubungan dapat dilaksanakan seperti halnya perhubungan tetap dengan satu set antena. Satelit ini berteknologi tinggi untuk Despun antena bagi sistem antenannya.

Fungsinya
Berdasarkan fungsinya satelit dapat dibedakan menjadi beberapa jenis antara lain:
a. Satelit Mata-mata, termasuk jenis Armed Forces and Defense Satellite lainnya
b. Satelit Cuaca dan Navigasi (Weather and Navigation)
c. Satelit Penginderaan Jarak Jauh dari Pemetaan Bumi, (Remote Sensing, Earth Resources & Mapping)
d. Satelit Scientific/Penyelidikan/Research
e. Satelit untuk telekomunikasi.

Satelit Komunikasi
Pada dasarnya Satkom (Satelit Komunikasi) akan berfungsi sebagai repeater seperti pada komunikasi radio terestrial, seperti Mobile-Radio, Handphone, HT/Handy-Talky atau juga radio trunking yang pada umumnya beroperasi bersama beberapa repeater. Hanya saja satkom ini letaknya sangat jauh dan tinggi, sekitar 36000 Km.
Kemiripan fungsi terebut perlu kita resapi, karena beberapa kesamaan utama dengan komunikasi satelit antara lain:
a. Sinyal input ke antena repeater (Fin = Frx) relatip sangat lemah, dan datang dari salah satu unit atau arah.
b. Terjadi mixing dengan local Oscillator sehingga menghasilkan Translasi Frekwensi (Fout tidak sama dengan Fin).
c. Fout (F Tx) Repeater diamplify dan filter, lalu kemudian dengan daya yang relatif sangat kuat dipancarkan antena untuk arah atau daerah jangkauan (coverage) yang yang jauh dan luas.
d. Memiliki Band-Width tertentu, dengan alokasi kanal-kanalnya.
e. Letak/Site Repeater yang selalu ditempatkan pada ketinggian agar efektivitas jangkauannya terjamin dan terselenggara dengan baik.

Referensi :
Suhana, Shigeki. Buku pegangan : TEKNIK TELEKOMUNIKASI , Pradna paramata. 2004
www.wikipedia.com system telekomunikasi